SEJARAH AMERIKA
“Nasionalisme
Di Amerika Latin”
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Mengikuti Mata Pelajaran Kuliah Sejarah Amerika Yang Diampu Oleh Kuswono,
M.pd dan Umi Hartati, M.Pd
Di Susun Oleh :
Muhammad Rijal Fadhli
14220020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
“Dunia Baru” atau yang dikenal dengan benua Amerika pertama kali ditemukan
oleh Colombus memlalui ekspedisi pada tanggal 12 Oktober 1492. Sedang ekspedisi
kedua dilakukan oleh Spanyol dipimpin oleh Juan de Grijalva dalam tahun 1518,
yang menyusuri pantai Mexiko Sedangkan ekspedisi yang berikutnya dikaukan oleh
Hernando Cortes kemudian merubah nasib peta politik Ameriaka Latin, Fransisiko
Pozzaro, Jimenez de Quesada, dan Pedro de Valdivia. Tokoh-tokoh ini yang nantinya
akan menmgawali politik kolonial di kawasan Amerika latin.
Semenjak ekspedisi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut, kemudian
Spanyol maupun Portugis secara intensif terus melakukan eksplorasi di kawasan
Amerika Latin, yang tidak lain bertujuan untuk menguasai dan membentuk
koloni-koloni baru di kawasan tersebut. Spanyol maupun Portugis saling bersaing
untuk menguasai daerah-daerah di kawasan Amerika Latin. Yang pada akhirnya
negara-negara kolonialisme ini mampu berdaulat penuh atas daerah-daerah di kawasan
Amerika Latin ini melalui penaklukan-menaklukan secara bertahap.
Penjajahan dan penguasaan atas daerah-daerah di kawasan Amerika Latin oleh
Spanyol dan Portugis yang berlangsung kurang lebih selama tiga abad, ternyata
menumbuhkan benih-benih nasionalisme yang pada giliranya menjadi gerakan
kemerdekaan kontra kolonial Spanyol dan Portugal.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mendorong Munculnya Nasionalisme Di Amerika Latin ?
2.
Siapa Sajakah Tokoh-Tokoh Nasionalisme Di Amerika Latin ?
3.
Bagaimana Perkembangan Nasionalisme Di Amerika Latin ?
4.
Bagaimana Permasalahan Yang Dihadapi Amerika Latin Seiring Dengan Lahirnya Semangat
Nasionalisme Pada Masa Kemerdekaan ?
C. Tujuan
Masalah
1.
Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mendorong Munculnya Nasionalisme Di Amerika Latin.
2.
Untuk mengetahui Tokoh-Tokoh Nasionalisme Di Amerika Latin.
3.
Untuk mengetahui Perkembangan Nasionalisme Di Amerika Latin.
4.
Untuk mengetahui Permasalahan Yang Dihadapi Amerika Latin Seiring Dengan Lahirnya Semangat
Nasionalisme Pada Masa Kemerdekaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-faktor yang Mendorong Munculnya
Nasionalisme di Amerika Latin
Benih-benih nasionalisme telah muncul di Amerika
Latin semenjak rakyat penjajahan Spanyol, Portugal menerapkan politik kolonial
di Amerika Latin. Berbagai bentuk eksploitasi yang yang dilakukan Spanyol dan
Potugal di Amerika Latin. Panjajahan telah menyadarkan orang-orang Amerika
Latin khususnya dari kalangan keturunan Eropa untuk berjuang melepaskan diri
dari penjajahan bangsa Eropa. Orang-orang Amerika Latin yang menjadi pelopor
perjuangan kemerdekaan dan nasionalisme Amerika Lain Notabeme keturunan Eropa,
ini tidaklah mengherankan kerena orang-orang pribumi Amerika Latin boleh
dikatakan masih barbar, kerena SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih rendah.
Sedangkan orang-orang Eropa yang menetap di Amerika Latin memiliki SDM yang
relatif lebih tinggi dari pada orang pribumi. Ini terbukti bahwa gerakan
kemerdekaan Amerika Latin dipelopori oleh orang-orang keturunan Eropa.
Nasionalisme dan gerakan kemerdekaan di Amerika Latin didorong oleh beberap
faktor dan pada umumnya, kesemuanya itu berasal dari unsur asing, dalam arti
dari luar Amerika Latin, Empat faktor tersebut adalah: 1) karena penjajahan
asing, 2) pemerasan oleh gereja, 3) adanya intervensi asing, dan 4) faktor nasional Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Faktor Penjajahan Asing
Penjajahan Spanyol
dan Portugis merupakan faktor utama dalam melahirkan semangat nasioalisme dalam
diri masyarakat Amerika Latin. Berjuang melawan penjajahan asing merupakan
tindakan patriotic dan revolusioner.
Patriotisme ini yang lambat laun menyadarkan masyarakan Amerika Latin akan
pentingnya bangsa, eksistensi bangsa, jiwa dan tujuan perjuangan bangsa, dan
nasionalisme. Dalam hal ini, terutama Spanyol ikut menumbuhkan nasionalisme itu
sendiri, hal ini dikarenakan begitu lamanya Spanyol mau mengakui kemerdekaan
bekas daerah jajahannya. Sementara untuk Portugal pada tahun 1825 telah
mengakui kemerdekaan Brasil dan
Prancis pada tahun yang sama mengakui kemerdekaan Haiti.
b. Faktor
Pemerasan Gereja Terhadap Rakyat
Pemerasan ini terutama dalam hal tanah, kekayaan
negara, dan pengkristenan golongan rendah dari lapisan masyarakat terutama
orang Indian, yang dijalankan oleh para pendeta Spanyol. Semua ini dipandang
oleh masyarakat Amerika Latin sebagai bentuk pemerasan ynag dilakukan oleh
orang-orang Spanyol. Sistem Katolisisme Roma yang berpusat di Itali, dan
hierarki gereja yan di bawanya serta turut memperuncing perbedaan kelas-kelas
sosial yang telah ada.
c. Faktor Intervensi Asing
Campur tangan bangsa asing nampak pada masa
perang kemerdekaan dan pada masa perang saudara atau
revolusi. Campur tangan tersebut misalnya antara tahun 1585-1700 Inggris
menjarahi jajahan Spanyol di Karibia dan Amerika Tengah. Dalam tahun 1621 armada Pet Heyn, Hendrik
Brouwer dan Van Horn dari Belanda merampas pulau-pulau kecil jajahan Spanyol di
Karibia. Dalam tahun 1700-an Prancis melakukan hal yang sama terhadap jajahan
Spanyol di Amerika Latin.
Di samping itu muncul intervensi dari Amerika
Serikat pada masa perang saudara di Mexico. Intervensi ini menghasilkan doktrin
Monroe yang berbunyi “setiap campur tangan negara-negara Eropa terhadap negara-negara yang baru merdeka di kawasan Amerika, akan
dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat terhadap Amerika Serikat.” Pada
awalnya sifat pernyataan dalam doktrin tersebut hanya bersifat defensive, namun
lambat laun dipraktekkan terlalu jauh oleh Amerika Serikat, hingga melakukan
intevensi fisik secara langsung terhadap persoalan negara-negara Amerika Latin.
Dalih yang diterapkan Amerika Serikat dalam
intervensi pada umumnya untuk melindungi jiwa dan harta benda milik warga
negaranya di luar negeri, atau untuk ikut bertangung jawab membina perdamaian
kawasan. Nama-nama yan dipergunakan diantaranya adalah “Manifest Destinty”, Elder Sister
Policy”, dan Dollar Diplomacy.”
Kekhawatiran terhadap pengaruh asing ini mulai
timbul setelah selesai perang kemerdekaan. Hal ini dimulai ketika terjalin
hubungan perdagangan yang meluas dengan Amerika Serikat dan Inggris, Amerika
Latin mulai khawatir atas pengaruh asing mula-mula dibidang ekonomi,
perdagangan, dan intervensi modal asing di sektor perindustrian, kemudian menjurus lebih jauh
pada kekawatiran terhadap pengaruh nilai-nilai kebudayaan asing.
d. Faktor
Nasional
Faktor ini merupakan faktor intern yang ada dalam
diri masyarakat Amerika Latin. Corak masyarakat Amerika
Latin adalah paternalistis. Ikatan keluarga dirasa sangat kuat baik di desa
maupun di kota, dikalangan masyarakat rendah maupun di antara lapisan elit modern.
Sistem atau figur paternalistis ini di
bawa ke lingkungan sosial
politik sehingga mengakibatkan Personality
Politics. Seorang pimpinan harus bersifat berani dan jantan. Keberanian
mengusir penjajah merupakan atribut dari pahlawan nasional dan nasionalisme,
serta menjadi teladan dalam pembentukan jiwa nasionalisme.
B. Tokoh-tokoh Nasionalisme di Amerika Latin
1. Brasil
Nasonalisme di
Brasil dipelopori oleh Ratu Maria dan keluarganya. Mereka melarikan diri dari
Portugal ke Brasil, tiba di daerah Bahia dan menetap di Rio de Janerio. Ratu
Maria sangat berperan terhadap Brasil, ia melakukan pembangunan daerah Brasil
di bidang kesehatan rakyat, pendidikan, perbankan, jalan, dan gedung. Tokoh
lainnya adalah Joaquim Jose Clasilva Xavier yang disponsori oleh seorang dokter
gigi, namun perjuangannya di ketahui oleh Spanyol dan ia dijatuhi hukuman mati.
Perjuangan Brasil dalam melawan penjajah dilanjutkan oleh Juliao, ia berhasil
dalam menyatukan petani-petani Brasil yang bersatu dalam Liga Petani dan
melakukan perjuangan bersenjata di Rio Grande de Sul.
2. Haiti
Di Haiti Nasionalisme di pelopori oleh seorang
budak Negro yaitu Dominique Toussaint I’Overtune. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1801 Toussaint memproklamasikan kemerdekaan
Haiti dan membuat konstitusi baru, namun pada akhirnya Toussaint ditangkap oleh
Napoleon, karena Haiti merupakan garis pertama dalam mempertahankan Loussiana
yang baru direbutnya. Perjuangannya dilanjutkan oleh Henri Christhope dan
Jacques Dessalines yang kembali memproklamirkan kemerdekaan Haiti pada tabggal
1 Januari 1804, namun baru tahun 1825 Prancis mengakui kemerdekaan Haiti.
3. Kuba
Di Kuba nasionalisme dilakukan melalui
perjuangan berdarah atau dilakukan dengan jalan peperangan. Disaat
negara-negara Amerika Latin lain telah merebut kemerdekaanya, Kuba masih berada
di dalam gengaman Spanyol. Hal ini yang kemudian dapat memberikan semangat nasionalisme orang Kuba untuk dapat berpemerintahan sendiri.
Usaha awal untuk menggulingkan pemerintahan Spanyol di Kuba, dimulai pada tahun
1826-1869. Perjuangan dilakukan melalui gerakan bawah tanah yang kemudian
berubah menjadi perlawanan terbuka. Pemimpin perjuangan ini adalah Jendral
Narissco Lopez, Joaquin de Aguero, dan Pamon Pinto. Dalam kasus ini Amerika
Serikat mulai terlibat dengan memberikan bantuan kepada gerakan
kemerdekaan antara lain berupa biaya
dan perlengkapan perang.
Pada tahun 1868-1878 terjadi peristiwa Perang Sepuluh Tahun, peristiwa ini
merupakan perang perjuangan rakyat Kuba melawan penguasa Spanyol. Tokoh-tokoh
perjuangannya adalah Carlos Manuel de Cespedes, Francisco Aguleira, Maximo Gomez, dan Jendral Ramon
Balanco. Perang Sepuluh Tahun
ini semakin memperbesar semangat revolusi rakyat Kuba. Keterlibatan Amerika
Serikat dalam memperjuangkan kemerdekaan Kuba semakin besar, karena banyaknya
penduduk Amerika Serikat di Kuba yang menjadi korban, di mana kapal US Marine
yang digunakan untuk mengambil pengungsi meledak di pelabuhan Hanava. Peristiwa
ini menyebabkan Amerika Serikat mengumumkan perang dengan Spanyol pada tanggal
24 April 1898. Pada tanggal 1 Januari 1899 Kuba di bawah tentara pendudukan
Amerika Serikat. Dalam pendudukan ini terdapat beberapa ketentuan resmi bahwa
Guantanamo Bay, Bahia Honda disewakan kepada Amerika Serikat dan pada tanggal 20 Mei 1902
secara resmi Amerika Serikat menyerahkan kekuasaan Kuba kepada Presiden pertama
Kuba yaitu Thomas Estrada Palma.
C. Perkembangan Nasionalisme di Amerika Latin
Masyarakat Amerika Latin pada masa pemerintahan
kolonial belum memiliki rasa senasib sepenangungan, karena nasib mereka
masing-masing berbeda yang disebabkan oleh tingkatan atau struktur masyarakat
yang mereka akui. Sehingga cita-cita mereka juga berbeda-beda. Benih-benih
nasionalisme mulai muncul pada masa perjuangan
kemerdekaan sebagai suatu bentuk perlawanan atas jalannya pemerintahan Spanyol
dan Portugis yang bersifat ekspolitatif dan diskriminatif terhadap penduduk
asli Amerika Latin.
Nasionalisme sebenarnya mulai muncul setelah zaman kemerdekaan Amerika Latin. Pada zaman kemerdekan masyarakat Amerika Latin
mengharapkan akan mendapatkan suatu
kehidupan yang lebih baik dalam segala bidang, namun pada kenyataannya tidak
demikian. Setelah merdeka bidang pemerintahan dipegang oleh orang-orang Creol
(Orang Spanyol yang lahir di Amerika Latin dan tinggal di Amerika Latin) dan Meztizo. Sementara
penduduk asli tetap dalam posisi bawah. Kondisi ini semakin menyadarkan
penduduk Amerika Latin untuk meperjuangkan haknya, dari hal ini semangat
nasionalisme pendudk Amerika Latin mulai tumbuh dan berkembang.
D. Permasalahan yang dihadapi Amerika Latin Seiring
dengan Lahirnya Semangat Nasionalisme Pada Masa Kemerdekaan
Perang atau perjuangan
merebut kemerdekaan di Amerika Latin berhasil secara politik dengan di capainya kemerdekaan, dan secara fisik berarti
di wilayah jajahan teritorial menjadi wilayah nasional dari negara
bersangkutan. Secara mental spiritual kesadaran akan pengabdian dan kecintaan
tanah air yang lambat laun akan merubah dirinya menjadi suatu paham akan
pentingnya nilai-nilai nasional sebagai landasan pokok dalam kehidupan
pemerintahan sendiri (nasionalisme). Seiring dengan berkembangnya nasionalisme,
permasalahan yang dihadapi oleh Amerika Latin setelah merdeka adalah sebagai
berikut :
1. Bidang Sosial
Budaya
Amerika Latin yang
mulai menggali nilai-nilai kebudayaan lama yang hampir punah karena penjajahan
Spanyol dan Portugal, ingin menyesuaikan dengan nilai modern tuntut oleh zaman
perubahan. Namun semua itu tidak berjalan dengan mudah seperti apa yang mereka
duga. Timbul pertentangan-pertentangan antara harapan dan kenyataan, antara
idialisme dan realisme, antara cita-cita dan kemampuan. Ketertingalan dalam
tiga abad oleh ulah penjajah ingin dirubah secapat mungkin, sedangkan kemampuan
manusia sangat terbatas. Persoalan-persoalan yang tidak pernah timbul dalam
masa perjuangan fisik timbul mendadak pada saat setelah kemerdekaan,
sendi-sendi persatuan mulai goyah karena terdapat kepincangan antara semangat
kebebasan dan pembaharuan yang meluap-luap. Masing-masing manusia ingin bebas
berpikir, berbicara, dan bertindak sendiri-sendiri. Hal ini memang masih banyak
sekali terjadi pada negara-negara yang baru memperoleh kemerdekaan. Yang kurang
baik adalah bahwa masing-masing manusia ingin menjadi pemimpin sendiri-sendiri.
Paling buruk adalah karena masing-masing peminpin tidak dapat di atur, tetapi
ingin mengatur dengan caranya sendiri.
2. Aspek Politik/Sistem
Pemerintahan
Pada umumnya kondisi
negara yang baru saja mendapatkan kemerdekaan kondisinya sangat menyedihkan,
seperti halnya Amerika Latin dalam tahun 1825, rakyat belum dibekali pengalaman
berpolitik dan menyusun organisasi politik dengan program-program yang jelas.
Pengalaman parlemen sangat minim dan lebih dari separuh rakyat masih buta huruf
karena jumlah lembaga-lembaga pendidikan yang kurang, karena politik edukasi
pemerintahan penjajah ( Portugal dan Spanyol) kelaparan dan kesehatan tidak
memperoleh perhatiaan, Pengalaman berekonomian pun tidak ada, masyarakat masih
bercorak feodal dan aristokrat, di dalam pengalaman berpolitik masih sangat
terbatas.
Dalam mencetuskan
perang kemerdekaan sudah banyak terjadi perdebatan dari perbedaan pendapat
secara prinsipan mengenai arah dan tujuan perang kemerdekaan. Bagi golongan Creol yang umumnya memegang tampuk
pimpinan perjuangan fisik, perang kemerdekaan berarti mengusir penjajah dan
membentuk pemerintahan sendiri yang merdeka dan berdaulat. Tetapi bagi rakyat
pada umumnya tujuan perang kemerdekaan khusus orang Indian dan negro yang mereka
inginkan adalah lepas dari perbudakan, emansipasi sosial, dan keadilan sosial.
Dengan demikian yang terjadi dalam perjuangan Amerika Latin baru berarti
lepas dari emansipasi politik, belum disertai dengan emansipasi sosial.
Mengenai bentuk
pemerintahan yang pada umumnya memilih bentuk republik namun masih banyak
terjadi pertentangan, transisi mana antara republik dengan monarki. Hal ini pernah
dipertentangkan secara fundamental oleh tokoh--tokoh perjuangan kemerdekaan
seperti : San Martin, Simon Bolivar, Bel-grano, Rivadavia, Sucre, Pueyrredon,
dan Lucas Aleman.
Masyarakat Amerika
Latin yang baru masih bercorak feodal dan aristokrasi. Timbul kelas-kelas
baru dalam masyarakat, paling atas adalah para tuan tanah, dan bangsawan gereja
yang umumnya adalah orang-orang Spanyol. Kemudian kelas menengah yang terdiri
dari golongan Industrial dan para pedagang, sedang kelas yang paling rendah
adalah kaum miskin seperti: petani penggarap sawah, para buruh. Terdapat kelas
baru yang terdiri dari para militer yang mengagap dirinyalah yang paling
berjasa dalam perjuaan kemerdekaan. Kelas inilah yang kemudian yang menjadi
kelas militer, yang merintis sistem diktator di Amerika Latin, sehingga akhirnya
banyak negara di Amerika Latin yang terbiasa dengan juta-juta militer.
3. Bidang
Ekonomi
Rakyat Amerika Latin
setelah mencapai perjuangan dengan mendapatkan kemerdekaan tidak adanya
pengalaman ekonomi memaksa negara-negara Amerika Latin untuk mengikat
perdagangan dengan Inggris dan Amerika Serikat, untuk memulihkan potensi
perdagangan terutama pertambangan yang banyak mengalami kerusakan dalam masa
perjuangan kemerdekaan.
Masalah kepemilikan
tanah merupakan masalah pokok di Amerika Latin. zaman penjajahan terjadinya praktek-praktek
Oligarki dan Nevotisme waktu itu, gereja memiliki tanah yang sangat luas baik
di daerah pedesaan maupun di dalam kota, sehingga siapa yang ingin bertempat
tinggal di daerah tersebut harus menyewa kepada gereja. Di banyak negara di
Amerika Latin masalah tanah seringkali manyebabkan revolusi atau pergolakan
dalam negeri yang masih berlangsung sampai sekarang.
4. Bidang
Pendidikan
Di atas sudah di
singgung bahwa setelah Amerika Latin mencapai kemerdekaan rakyat tetap
terbelakang dan buta huruf, untuk mengatasi kesulitan ini diusahakan pendirian
sekolah-sekolah baru, namun hampir tiap pemerintah terbentur pada soal biaya.
Pendidikan yang masih bersifat klasikal dan humanistik warisan dari
pemerintahan Portugis dan Spanyol berangsur-angsur dirubah dangan sistem
pendidikan dari Inggris dan Amerka Serikat. Lembaga pendidikan masih terus diusahakan
oleh golongan gereja seperti halnya: Chuquissaca di Bplivia, San Marcosdi Peru,
Santa Fernabota di Colombia, Cordoba di Argentina, dan Santiago di Chili,
sedangkan di Brasil sendiri baru terdapat Universitas pada abad ke 20. Tetapi
lepas dari itu semua Amerika Latin memiliki banyak tokoh pemikir yang
terkenal seperti Jose Bonifacio De Andrada Silva (1765-1853),
Seorang pemikir dari Brasil : Andres Bello (1781-1838) ahli hukum, penulis dan
pendidik Chili : Lukas Alaman (1792-1853) seorang negarawan dan ahli sejarah
Mexiko: Antonio Jose Irisasri (1786-1868) seorang ahli filosofi, penulis dan
penyair kelahiran Amerika Tengah Jose Joaquin Olmedo (1780-1847) Penyair
Ecuador.
5. Bidang Agama
Di bidang agama rakyat
tetap memeluk agama Khatolik Roma, sedang golongan Indian, Negro, Mestizo,
Multto pada dasarnya adalah pencampuran antara khatolik, penyembahan berhala,
dan kepercayaan-kepercayaan tradisional.
Karena rumitnnya
masalah yang dihadapi Amerika Latin setelah kemerdekaan maka timbulah Perang
Saudara. Dalam masa republik dan masa pembaharuan (1822-1875) Mexiko mengalami
pergolakan antara golonga Pro-raja dan golongan Konsevatif dan Sentralis
melawan golongan republik, liberal, federasi. Dalam pergolakan ini terjadi intervensi
langsung dari AS sehingga Jendral Wilnfield Scoot menyebrangi perbatasan Texas
masuk ke wilayah Mexiko dari utara ke selatan dan menguasainya (14 September
1847). Kemudian timbul pergerakan kedua dalam bentuk revolusi yang dikenal dengan
Revolusi Mexiko (1910-1920) bertujuan untuk menggulingkan kediktaktoran
Presiden Porpirio Diaz dan menyusun konsitusi. Tahap kedua (1917-1920) adalah
tahap konsolidasi hasil-hasil revolusi dan pelaksanaan konstitusi,
Di Amerika Tengah timbul
pergolakan dari golongan liberal melawan golongan konservatif mengenai masalah
konfederasi. Dan akhirnya bentuk konfederasi ditinggalkan tahun 1844, dan
masing-masing negara berdiri sendiri. Colombia akhirnya hancur oleh Perang Saudara
antara golongan konservatif dan liberal antara mereka yang ingin membentuk
republik kontra dan mencintai monarki. Dalam tahun 1813 Colombia terbagi
atas Colombia, Veneszuela, dan Ecuador. Di Venesuela antara tahun 1835
sampai sekitar 1900an timbul pergolakan-pergolakan dalam negeri dan Perang Saudara
antara golongan konservatif dan liberal golongan republik dan monarki, federal
dan sentralis. Hal sama juga timbul di Argentina masalah pembagian kekayaan
yang tidak merata (masalah kepemilikan tanah) makin meruwetkan situasi Amerika
Latin. Amerika Latin ternyata masih memerlukan waktu yang panjang untuk
mengkonsolidasi hasil perang kemerdekaan dan hasil revolusi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan bahwa nasionalisme telah muncul di Amerika
Latin semenjak rakyat penjajahan Spanyol, Portugal menerapkan politik kolonial
di Amerika Latin. Berbagai bentuk eksploitasi yang yang dilakukan Spanyol dan
Potugal di Amerika Latin. Penjajahan telah menyadarkan orang-orang Amerika
Latin khususnya dari kalangan keturunan Eropa untuk berjuang melepaskan diri
dari penjajahan bangsa Eropa. kemudian nasionalisme dan gerakan kemerdekaan di
Amerika Latin didorong oleh beberap faktor dan pada umumnya, kesemuanya itu
berasal dari unsur asing, dalam arti dari luar Amerika Latin, empat faktor
tersebut adalah: 1) karena penjajahan asing, 2) pemerasan oleh gereja, 3)
adanya intervensi asing, dan 4) faktor nasional.
Di dalam perkembangan nasionalisme yang
dimana masyarakat Amerika Latin pada masa pemerintahan kolonial belum memiliki
rasa senasib sepenanggungan, karena nasib mereka masing-masing berbeda yang
disebabkan oleh tingkatan atau struktur masyarakat yang mereka akui. Sehingga
cita-cita mereka juga berbeda-beda. Benih-benih nasionalisme mulai muncul pada
masa perjuangan kemerdekaan sebagai suatu bentuk perlawanan atas jalannya
pemerintahan Spanyol dan Portugis yang bersifat ekspolitatif dan diskriminatif
terhadap penduduk asli Amerika Latin.
12
|
B. Saran
Dengan terciptanya makalah ini semoga kita bisa lebih memahami tentang mata
kuliah Sejarah Amerika khususnya pada pembahasan Nasionalisme di Amerika Latin.
Yang di mana seorang calon guru sejarah harus mampu menguasai Nasionalisme di
Amerika Latin karena didalamnya terdapat peristiwa-peristiwa penting yang dapat
membakar semangat bagi bangsa untuk mewujudkan Nasionalisme di tanah air kita
dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat Mukmin, 1981. Pergolakan di Amerika Latin dalam Dewasa ini. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Anonimous. 1988, Negara dan Bangsa. Jakarta: Gholier Internasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar