Kamis, 29 Desember 2016

Makalah Pendidikan di Indonesia pada masa Penjajahan Belanda Zaman VOC



Pendidikan di Indonesia pada masa
Penjajahan Belanda Zaman VOC
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Mata kuliah Sejarah Pendidikan
Yang diampu oleh Ibu Dra. Hj. Elis Setiawati, M.Pd

Di susun oleh kelompok I:
Marlena                                  14220008
Titik Alawiyah                       14220013
M. Rizal Fadli                         14220020
Rendra Dwi Prabowo           14220033






















BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pada zaman kolonial pemerintah Belanda menyediakan sekolah yang beraneka ragam bagi orang Indonesia untuk memenuhi kebutuhan berbagai lapisan masyarakat. Pendidikan bagi anak-anak Indonesia semula terbatas pada pendidikan rendah, akan tetapi kemudian berkembang secara vertical sehingga anak-anak Indonesia, melalui pendidikan menengah dapat mencapai pendidikan tinggi, sekalipun melalui jalan yang sulit dan sempit.
Lahirnya suatu sistem pendidikan bukanlah hasil suatu perencanaan menyeluruh melainkan langkah demi langkah melalui eksperimentasi dan didorong oleh kebutuhan praktis di bawah pengaruh kondisi sosial, ekonomi.. Perkembangan pendidikan saat ini ini tidak bisa dilepaskan dari perkembangan pendidikan yang terjadi dimasa lampau. Perkembangan pendidikan di zaman pra kolonial dan ketika zaman kolonial yang mampu melahirkan kaum Intelektual muda Indonesia yang menjadi tokoh sentral dalam pergerakan kebangsaan Indonesia. Untuk mengenai pendidikan dizaman belanda pada masa VOC di indonesia akan diperjelas dalam makalah ini.

                 




B.   Rumusan Masalah

1.    Apa Misi VOC dalam mendirikan sekolah di Hindia Belanda?
2.    Apakah Tujuan VOC mendirikan sekolah di Indonesia
3.    Apakah ciri-ciri Pendidikan VOC di Indonesia?
4.    Bagaimana Sekolah Semasa VOC?


C.   Tujuan Penulisan
1.  Untuk mengetahui misi VOC dalam mendirikan sekolah di Hindia Belanda
2.  Untuk mengetahui tujuan VOC mendirikan sekolah di Indonesia.
3.  Untuk mengetahui ciri-ciri Pendidikan VOC di Indonesia.
4.  Untuk Mengetahui sekolah Semasa VOC.









BAB II
PEMBAHASAN
A.  Misi Utama Vereenigde indische Compagnie Oost (VOC) Mendirikan Sekolah Di Indonesia
            Orang belanda datang ke indonesia bukan untuk menjajah melainkan untuk berdagang. Mereka di motivasi oleh hasrat untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya, sekalipun harus mengarungi laut yang berbahaya sejauh ribuan kilometer dalam kapal layar kecil untuk mengambil rempah-rempah dari indonesia.

            Namun pedagang itu merasa perlunya memiliki tempat yang permanen di daratan dari pada berdagang dari kapal yang berlabuh di laut. Kantor dagang itu kemudian mereka perkuat dan persenjatai dan menjadi benteng yang akhirnya menjadi landasan untuk menguasai daerah di sekitarnya. Lambat laun kantor dagang itu beralih dari pusat komersial menjadi basis politik dan teritorial. Setelah peperangan kolonial yang banyak akhirnya indonesia jatuh seluruhnya di bawah pemerintahan belanda. Namun penguasaan daerah jajahan ini baru selesai pada permulaan abad ke 20.
Metode kolonialisasi belanda sangat sederhana. Mereka mempertahankan raja-raja yang berkuasa dan menjalankan pemerintahan melalui raja-raja itu akan tetapi menuntut monopoli hak berdagang dan eksploitasi sumber-sumber alam. Adat istiadat dan kebudayaan asli dibiarkan tanpa perubahan aristokrasi tradisional digunakan oleh belanda untuk memerintah negeri dengan cara efisien, maka sangat sedikit yang mereka perbuat untuk pendidikan bangsa. Kecuali usaha menyebarkan agama mereka dibeberapa pulau di bagian timur Indonesia. Kegiatan pendidikan pertama yang dilakukan VOC.
Pada permulaan abad ke 16 hampir seabad sebelum kedatangan belanda, pedagang portugis menetap di bagian timur Indonesia tempat rempah-rempah itu di hasilkan. Biasanya mereka didampingi oleh misionaris yang memasukkan penduduk kedalam agama katolik yang paling berhasil diantara mereka adalah Ordo Jesuit di bawah pimpinan Feranciscus Xaverius. Xaverius memandang pendidikan sebagai alat yang ampuh untuk penyebaran agama. Seminari dibuka di ternate, kemudian di solor dan pendidikan agama yang lebih tinggi dapat diperoleh di Goa, India, pusat kekuasaan portugis saat itu. Bahasa portugis hamper sama populernya dengan bahasa melayu,kedudukan yang tak kunjung di capai oleh bahasa Belanda dalam waktu 350 tahun penjajahan kekuasaan portugis melemah akibat peperangan dengan raja-raja Indonesia dan akhirnya dilenyapkan oleh belanda pada tahun 1605.

B. Tujuan VOC Mendirikan Pendidikan di Indonesia
Adapun tujuan dari VOC mendirikan sekolah di Indonesia Adalah sebagai berikut:
1.  Pendidikan berkaitan untuk memudahkan dalam kepentingan Komersial.
2.  Untuk menyaingi portugis di nusantara terutama Maluku.
3.  Untuk penyebaran agama kristen protestan dan melenyapkan agama Kristen katolik.

C. Ciri Pendidikan Masa  VOC

Adapun ciri-ciri pendidikan masa VOC adalah:
1.    Sekolah-sekolah didirikan untuk melenyapkan agama katolik dan menyebarkan agama protestan.
2.    Pendidikan di batavia digalakkan untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten bagi VOC.
3.    Semua sekolah pada satu wilayah berada di bawah pengawasan gereja.
4.    Kurikulumnya mengacu pada gereja.
5.    Pembelajarannya dilaksanakan secara individu dan belum menerapkan pembelajaran klasikal.

D. Sekolah Semasa VOC
Kegiatan pendidikan yang dilakukan VOC terutama dipusatkan dibagian timur Indonesia dimana agama katolik telah berakar di Batavia (Jakarta), pusat administrasi kolonial. Pada tahun 1607 didirikan sekolah pertama di Ambon untuk anak-anak Indonesia, karena pada saat itu belum ada anak belanda. Tujuan utama rupanya untuk melenyapkan agama katolik dengan menyebarkan agama protestan. Jumlah sekolah cepat bertambah. Pada tahun 1632 telah ada 16 sekolah di Ambon, di tahun 1645 meningkat menjadi 33 buah dengan 1300 murid.
Sekolah pertama di Jakarta dibuka pada tahun 1603 untuk mendidik anak Belanda dan Jawa agar menjadi pekerja yang kompeten pada VOC. Pada tahun 1636 jumlahnya menjadi 3 buah dan pada tahun 1706 telah ada 34 guru dan 4873 murid.

Semua sekolah di suatu wilayah berada di bawah pengawasan pendeta. Guru-guru diangkat oleh Gereja Reformasi di Amsterdam. Sebelum dikirim ke tanah jajahan mereka mula-mula diuji tentang kemampuannya membaca dan menyanyikan lagu-lagu gerejani. Kebanyakan di antara mereka belum mempunyai pengalaman apa pun dalam hal mengajar.
Masalah yang rumit dalam pendidikan ialah soal bahasa pengantar di sekolah. Guru pertama di sekolah pertama di Ambon, yang ingin menjadikan tanah jajahan sungguh-sungguh koloni Belanda yang berbahasa Belanda seperti yang dicita-citakan oleh atasannya, menggunakan bahasa Belanda di sekolah. Rupanya ia gagal dan guru berikutnya menggunakan bahasa Melayu, bukan untuk menyesuaikannya dengan keadaan setempat, melainkan karena bahasa Belanda rupanya terlampau sulit bagi anak yang kurang cerdas. Pada tahun 1760 orang Belanda maupun Indonesia menerima pelajaran yang sama dalam bahasa Melayu.
Pada tahun 1780 kembali ditandaskan agar hanya bahasa belanda digunakan sekolah. Peraturan ini dicabut pada tahun 1786 lalu bahasa Melayu dan Portugis digunakan kembali semata-mata karena alasan bahwa orang tua dan anak tidak memahami bahasa Belanda. Bahasa Belanda banyak kehilangan fungsinya setelah Kitab Injil diterjemahkan kedalam bahasa Melayu pada tahun 1733. Akan tetapi nilai bahasa Belanda melonjak setelah diadakannya ujian pegawai pada tahun 1864 yang menjadi syarat bagi pengangkatan pegawai pemerintah. Yang diuji antara lain bahasa Belanda untuk memperoleh ijazah.

Secara umum sistem pendidikan pada masa VOC dapat digambarkan sebagai berikut:
1.  Pendidikan Dasar
Berdasar peraturan tahun 1778, dibagi kedalam 3 kelas berdasar rankingnya. Kelas 1 (tertinggi) diberi pelajaran membaca, menulis, agama, menyanyi dan berhitung. Kelas 2 mata pelajarannya tidak termasuk berhitung. Sedangkan kelas 3 (terendah) materi pelajaran fokus pada alphabet dan mengeja kata-kata. Proses kenaikan kelas tidak jelas disebutkan, hanya didasarkan pada kemampuan secara individual. Pendidikan dasar ini berupaya untuk mendidik para murid-muridnya dengan budi pekerti. Contoh pendidikan dasar ini antara lain Batavische school (Sekolah Betawi, berdiri tahun 1622), Burgerschool (Sekolah Warga-negara, berdiri tahun 1630).
2.  Sekolah Latin
Diawali dengan sistem numpang-tinggal (in de kost) di rumah pendeta tahun 1642. Sesuai namanya, selain bahasa Belanda dan materi agama, mata pelajaran utamanya adalah bahasa Latin. Setelah mengalami buka-tutup, akhirnya sekolah ini secara permanen ditutup tahun 1670.
3.   Seminarium Theologicum (Sekolah Seminari)
Sekolah untuk mendidik calon-calon pendeta, yang didirikan pertama kali oleh Gubernur Jenderal van Imhoff tahun 1745 di Jakarta. Sekolah dibagi menjadi 4 kelas secara berjenjang. Kelas 1 belajar membaca, menulis, bahasa Belanda, Melayu dan Portugis serta materi dasar-dasar agama. Kelas 2 pelajarannya ditambah bahasa Latin. Kelas 3 ditambah materi bahasa Yunani dan Yahudi, filsafat, sejarah, arkeologi dan lainnya. Untuk kelas 4 materinya pendalaman yang diasuh langsung oleh kepala sekolahnya. Sistem pendidikannya asrama dengan durasi studi 5,5 jam sehari dan Sekolah ini hanya bertahan selama 10 tahun.
4.   Academie der Marine (Akademi Pelayanan)
Berdiri tahun 1743, dimaksudkan untuk mendidik calon perwira pelayaran dengan lama studi 6 tahun. Materi pelajarannya meliputi matematika, bahasa Latin, bahasa ketimuran (Melayu, Malabar dan Persia), navigasi, menulis, menggambar, agama, keterampilan naik kuda, anggar, dan dansa. Tetapi iapun akhirnya ditutup tahun 1755.
5.   Sekolah Cina
Pada tahun 1737 didirikan sekolah untuk keturunan Cina yang miskin, tetapi sempat vakum karena peristiwa de Chineezenmoord (pembunuhan Cina) tahun 1740. Selanjutnya, sekolah ini berdiri kembali secara swadaya dari masyarakat keturunan Cina sekitar tahun 1753 dan 1787.
6.   Pendidikan Islam
Pendidikan untuk komunitas muslim relatif telah mapan melalui lembaga-lembaga yang secara tradisional telah berkembang dan mengakar sejak proses awal masuknya Islam ke Indonesia. VOC tidak ikut campur mengurusi atau mengaturnya.

            Pada akhir abad ke-18, setelah VOC mengalami kebangkrutan, kekuasaan Hindia Belanda akhirnya diserahkan kepada pemerintah kerajaan Belanda langsung. Pada masa ini, pendidikan mulai memperoleh perhatian relatif maju dari sebelumnya.
Kurikulum yang diterapkan di sekolah-sekolah VOC bertalian erat dengan gereja. Menurut peraturan sekolah 1643, tugas guru ialah: memupuk rasa takut terhadap tuhan, mengajarkan dasar-dasar agama Kristen, mengajar anak berdo’a, bernyanyi, pergi ke gereja, mematuhi orang tua, penguasa, dan guru-guru.






BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Pendidikan pada masa VOC lebih kepada penyebaran agama Protestan, setelah sebelumnya pada masa Portugis, Katholik yang disebarkan. Sehigga para guru yang mengajar merupakan pendeta-pendeta. Alasan orang Belanda mendirikan sekolah bagi anak-anak Indonesia yaitu untuk mendidik anak Belanda dan Jawa agar menjadi pekerja yang kompeten pada VOC. Dan pada saat itu belum terdapat pengajaran klasik. Mengajar berdasarkan pengajaran individual. Murid-murid datang seorang demi seorang ke meja guru dan menerima bantuan individual. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa melayu dan portugis, karena bahasa belanda masih dirasakan sulit.



B.   Saran
Keberhasilan Belajar adalah Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, maka dari itu saya mohon maaf bila ada kesalahan baik itu disengaja maupun tidak disengaja








DAFTAR PUSTAKA

Nasution, S. 2008. Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Khairuddin.2008. Pendidikan Di zaman Belanda. (Online) http://khairuddinhsb.blog.plasa.com/2008/07/21/pendidikan-di-zaman-belanda/. Diakses 25 Maret 2016.
Rohman, Dedi. 2013. Sejarah Pendidikan di Indonesia. (Online) http://dedirohmanu.blogspot.co.id/2013/10/sejarah-pendidikan-di-indonesia_21.html. Diakses 25 Maret 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar