Kamis, 29 Desember 2016

Makalah Sejarah Asia Selatan Bangsa Barat Ke india




Masuknya Bangsa Barat di India
(Bangsa Portugis, Inggris dan Perancis)

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Selatan
 Yang Diampu Oleh Umi Hartati, M.Pd


Di Susun Oleh :
Anggun Fitriani                        14220036
Riswanda Pandu W.               14220046
M. Rijal Fadhli                         14220020









BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Banyak alasan yang menyebabkan bangsa Barat melakukan Penjajahan ke negara-negara di Asia terutama di India. Maraknya perdagangan dunia yang banyak memberikan  keuntungan dan adanya semacam  kompetisi kekuatan antara negara-negara dari bangsa Barat merupakan salah satu dari sekian banyak alasan bangsa Barat melakukan  kolonisasi dan penetrasi ke negara-negara di Asia salah satunya di India. Selain itu, yang melatar belakangi bangsa Barat melakukan penetrasi adalah karena adanya tugas “mulia” yang dianugerahkan kepada mereka sebagai suatu bangsa yang maju dan terdepan di dunia untuk  membuat negara-negara yang tertinggal menjadi lebih baik lagi. Banyak negara-negara di Asia yang berhasil mereka kuasai. India pun tidak luput dari sasaran kolonialisasi bangsa Barat.
B.      Rumusan Masalah
1.           Bagaimana Permulaan Masuknya Bangsa Barat di India?
C.      Tujuan Masalah
Untuk Mengetahui Permulaan Masuknya Bangsa Barat di India




BAB II
PEMBAHASAN
A.     Masuknya Pengaruh Bangsa Barat di India
1.    Pengaruh Portugis
Bangsa Eropa yang pertama kali menyerbu Asia adalah bangsa Portugis. Alasan mereka menyerbu dan menguasai Asia adalah mereka ingin merebut perdagangan dan pangkalan perniagaan Islam serta menyebarkan agama mereka, yaitu Nasrani. Tahun 1498, Vasco da Gama, seorang pelayar dari Portugis tiba di Kalikut, suatu tempat yang berada di pantai barat daya India. Dalam tahun 1500 angkatan laut Portugis di bawah pimpinan Cabral tiba pula di Kalikut dan mendirikan bandar dan benteng di sana. Penggantinya, Alfonso d’ Albuquerque, pada tahun 1510 menyerang dan merebut Goa dan Malaka (1511). Kemudian mereka memasuki Indonesia sampai di Maluku. Kesebelah barat ia mencoba merebut Aden, tetapi gagal. Tempat-tempat yang diduduki orang Portugis di daratan India tidaklah banyak. Yang lebih penting bagi mereka ialah pulau Sailan. Selain portugis bangsa-bangsa eropa lain seperi inggris, belanda, dan perancis, juga mengikuti jejak orang-orang portugis dan muncul di India. Namun lama-kelamaan kedudukan portugis di India semakin melemah. Hal ini di karenakan perbuatan mereka yang kurang jujur dan para pegawai Portugis yang memeras rakyatnya. Orang-orang Portugis dapat di usir oleh penjajah lain, yakni Belanda dan Inggris
Text Box: 2Ekspedisi orang-orang Eropa sampai di India (sesudah Iskandar Zulkarnain tahun 327 SM) adalah Vasco dan Gama yang sampai Calikut pada tahun 1598. Pelayaran dari Eropa melalui tanjung Pengharapan di Ujung Selatan Afrika, sampai di Zamzibar. Dari sana dengan perantaraan nahkoda-nahkoda bangsa India ia dapat mengetahui jalan pelayaran ke negeri India.
Pada tahun 1600 angkatan laut Portugis yang kedua yang dikepalai oleh Cabral sampai di Calikut dan mendirikan bandar serta benteng disana. Ia terus mendapat perlawanan-perlawanan yang keras dari saudagar-saudagar Arab dan Iran. Politik Cabral semata-mata untuk berdagang saja, bukan untuk menjajah atau membentuk koloni. Baru kemudian penggantiannya, Albugoergue mempunyai angan-angan untuk mendirikan koloni Portugis di benua Asia yang akan menjadi pusat perdagangan di daerah timur ini. Untuk mencapai maksudnya ini ia menyerang dan menduduki bandar malaka pada tahun 1511, lalu memasuki kepulauan Nusantara sampai di Maluku. Ke sebelah barat ia mencoba merebut kota Aden untuk menguasai laut Kolzum, akan tetapi maksudnya itu gagal, hanya Teluk Persia yang dapat dimasukinya.
Tujuan politik orang Portugis adalah untuk merebut daerah-darerah Timur untuk kesebaran kerajaan mereka. Mereka tidak keberatan bangsa mereka bercampur baur dengan penduduk asli, agar dengan jalan demikian agama mereka (Katholik) dapat disebarkan. Golongan  peranakan Eropa di India (Eurasians) kebanyakan keturunan Portugis, yang sampai sekarang masih memakai nama-nama Portugis.
Tempat-tempat yang diduduki Portugis di India tidaklah banyak. Yang lebih penting lagi bagi mereka adalah pulau Sailan. Lama-kelamaan menjajahan mereka menjadi lemah disebabkan:
a.   Perbuatan-perbuatan mereka yang kurang jujur.
b.   Sifat pegawai peranakan Portugis waktu itu buruk sekali.
c.   Mereka suka  memeras rakyat dan suka menggelapkan uang.
d.   Kuasa Portugis di Eropa berkurang, yang akhirnya kerajaan Portugis disatukan dengan kerajaan Spanyol.
e.   Pemimpin-pemimpin meraka tidak banyak lagi dan kurang cakap dalam menghadapi persaingan dengan bangsa Eropa lainnya.
Akhirnya mereka dapat didesak oleh pendatang baru seperti belanda dan Inggris.
2.    Pengaruh Inggris
Masuknya Inggris ke India dikarenakan oleh suatu fakta yang di buat oleh Ratu Elizabeth I yang awal mulanya mengadakan aktivitas Inggris di India adalah dalam bidang perdagangan yang dilakukan  oleh badan niaga EIC (English East India Company) sejak dibentuk pada 1600 oleh para pedagang London. Badan niaga ini, oleh pemerintah Kerajaan Inggris, diberi hak monopoli perdagangan di wilayah antara Inggris dengan dunia Timur (India, Indonesia dan China). Adalah dari tiga wilayah (Madras yang diduduki sejak 1639, Bombay yang diperoleh dari portugis tahun 1661 berkat pernikahan Raja Charles II dengan Putri Catrarina Braganza dan disewakan kepada EIC tahun 1665, serta Calcutta yang diperoleh 1690), EIC mengembangkan sayap kekuasaannya, tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga politik (Baxter, 1987, Mulia 1959).
Yang dianggap sebagai peletak dasar kekuasaan Inggris di India ialah Robert Clive. Ia mampu bersaing dan mengalahkan kekuatan Prancis dalam Peperangan Cacnatic 1746-1752 dan 1756-1763. Sebelum hingga masa, Inggris juga telah berhasil mengusir Portugis dari anak Benua India, dan setelah itu Inggris juga sukses mengeliminasi kekuatan Belanda di Sringkala. Robert Clive juga mampu menguasai Benggala melalui dua peperangan dengan Nawab Benggala, yakni Perang Plassey (Juni 1757) menghancurkan pasuka Nawab Sirjuddaula dan Perang Buxor (Oktober 17640) mengalahkan aliansi Nawab Mir Qasim dengan Sultan Shah Alam dari Mughal. Sebagai hasilnya, EIC memperoleh hak diwani, yaitu hak untuk mengumpulakan penghasilkan atas tiga wilayah, Benggala, Bihar dan Orissa (Sethi, 1951).
Pengganti Clive, Warren Hastings (1772-1785), dianggab sebagai tokoh yang berjasa dalam pembentukan sejarah British India (India yang dikuasai oleh Inggris). Hal ini karena pada masa itu disusun struktur pemerintahan kolonial Inggris, dengan warren Hastings sebagai gubernur jenderal yang pertama. Juga dibentuk a Board of Control, sebuah badan yang bertugas mengawasi pemerintahan EIC di Indonesia. Peta politik India mengalami perubahan besar ketika Lord Wellesley (1798-1805) menjadi Gubernur Jendaral EIC di India. Dengan mencanangkan kebijakan Subsidiarry Alliances (Raja-raja India yang bersekutu  dengan Inggris harus menyerahkan urusan politik luar negerinya kepada inggris, membayar upeti dan mengusir para perwira Eropa selain Inggris), Wellesley berhasil menjadikan EIC sebagai kekuatan politik terbesar di India karena menguasai Bengala, Bihar, Orissa, Mysore, Oudh dan sebagian Maratha. Tetapi kekuasaan kolonial Inggris benar-benar kokoh di anak Benua India semenjak pertengahan abad ke-19, setelah berhasil menganeksasi Punjab dan mengalahkan Kerajaan Sikh. K.M. Panikkar 1948 menyebut angka tahun 1848 sebagai tahun dipersatukannya seluruh kawasan anak Benua India oleh Inggris.
Kolonialisme –Imperialisme Inggris mulai membawa dampak yang serius bagi masyarkat masyarakat india sejak masa pemerintahan Gubernur Jendral Lord Bentinck (1828-1835). Sebab dia yang pertama mengantarkan sistem pendidikan Barat dan beberapa kebijakannya yang lain (misal: menghapuskan adat sati atau pembakaran Janda, melarang perkawinan anak-anak dan membolehkan aktivitas misionaris dan zending), dianggap mencampuri urusan masyarakat India dan membahayakan mereka. Kekuasaan kolonial Inggris di India baru benar-benar kokoh pada pertengahan abad ke-19 setelah melalui proses penaklukan kerajaan-kerajaan pribumi India selama sekitar satu abad. (KM. Pannikar, 1948). Hal itu  dilakukan oleh Inggris dengan menerapkan metode divide et impera atau divide rule (memecah belah lalu menguasainya).
Kebijakan kolonial inggris atas India (juga eilayah jajahannya yang lain), didasarkan pada satu prinsip, yaitu terpiliharannya hukum dan ketertiban (status quo). Demi tegaknya prinsip ini, segala cara di halalkan, termasuk tindakan yang melumpuhkan kehidupan sosial masyarakat India. Inggris berpandangan bahwa semua orang jajahannya harus dapat diubah untuk memenuhi “standar Inggris” dab mengikuti peradapan Inggris. Jika tidak bisa semuanya, maka sekurang-kurangnya satu lapisan sosial tertentu (elite) dapat diubah untuk mengikuti budaya Inggris (tuannya). Semakin orang India dapat bersikap dab berfikir seperti orang inggris, maka semakin tinggi nilainya menurut standar Inggris (Ahmed 1993). Tidak heran bila Inggris berusaha menciptakan struktur masyarakat India menurut persepsi meraka sendiri, yang membedakan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Masyarakat India dipilahkan ke dalam dua ras atau kelas sosial yang berbeda. Satu ras atau kelas sosial dinilai unggul dan ras atau kelas sosial lainnya dinilai rendah. Contoh ras yang  dinilai unggul ialah orang Pukhtun, Punjab,sikh dan Gurkha. Ras yang dinilai rendah misalnya orang Benggali.
Untuk menciptakan suatu kelas sosial di India yang akan berperadaban Inggris, cara yang ditempuh oleh pemrintahan Inggris adalah dengan menyelenggarkan pendidikan. Kebijakan untuk mengembangkan pndidikan Barat (Inggris ) pertama kali dilakukan pada masa Gubernur Jendral Lord Bentinck (1828-1835). Adalah Lord Macaulay, sebagian direktur Committee of Public Instruction mengesahkan “Memorandum Pendidikan”, yang memberlakukan bahasa Inggris sebagai bahsa pengantar di sekolah –sekolah India. Sedangkan dasar-dasar sistem pendidikan Barat di India diletakkan oleh Sir Charles Wood pada 19 Juli 1854. Skema pendidikan yang dirancang oleh  Sir Charles Wood ialah: sekolah dasar (primary school), sekolah menegah (higher school) dan sekolah tinggi (college). Sekolah tinggi kemudian dikembangkan menjadi universitas (university).
Seperti orang belanda di Indonesia, Inggris di India mula-mulanya hanya mencari perhubungan perniagaan saja. Pada tahun 1600 mereka mendirikan “East India company of London” semacam VOC. Belanda, mereka juga mengirimkan kapal-kapal mereka ke jawa sampai ke Maluku, dan mendirikan benteng di Ambon. Akan tetapi sejak tahun 1623 mereka meninggalkan kepulauan itu. Pada tahun 1612 kongsi dagang ini mendapat izin untuk berdagang di Surat (Gujarat). Inilah permulaan kuasa orang Inggris di India kemudian mereka mendapat kedudukan di Bonggala. Pada tahun 1690 mereka mendirikan suatu benteng yang menjadi pangkal kota Calcutta sekarang dan dari sinilah mereka mendesak ke dalam negeri. Tahun 1700 Inggris telah mempunyai kedudukan yang tetap pada empat tempat di India.
Di sekolah tenggara kongsi dagang ini mendapat sebidang tanah dekat kota Portugis Thomas yang sudah mulai mundur. Pada tahun 1639 mereka mendirikan benteng di sana yang menjadi permulaan dari kota Madras.  Di sebelah bagian barat kota Bombay yang disukai Portugis berika sebagai mahar kepada puteri “Catharina Braganza” dari Portugis yang kawin dengan raja Inggris Charles 11pada tahun 1661. Dengan demikian kota itu menjadi milik Inggris. Jadi pada abad ke 17 itu, Inggris telah menduduki beberapa tempat penting di sekeliling India di sebelah laut sebagai gerbang untuk menguasai negeri itu.
Sementara itu mereka membujuk-bujuk Sulthan Hoghul di Agra dengan bermacam-macam jalan. Mula-mula seorang orang utusan resmi raja Inggris sendiri datang mengunjungi Sulthan Jahangir. Sir Reo salah seorang utusan itu tinggal di Agra selama lebih kurang 3 tahun. Dalam waktu lama ini ia mengumpulkan keterangan-keterangan yang cukup real tentu untuk mengetahui seluk belum kerajaan dalam kerajaan Hindusta. Pada tahun 1708 semua Kongsi Dagang Inggris di India disatukan menjadi Unitet East India Company. Kemudian Kongsi dagang itu mendapat hak (charter) untuk mengatur pemerintah di India. Semenjak itu dapatlah kongsi dagang itu kongsi dagang tersebut dibubarkan dan segala kuasanya ditarik ataupun diambil alih oleh kerajaan Inggris.
3.    Pengaruh Perancis
Dalam abad ke-17 orang Prancis juga mendapat izin dari beberapa raja di pesisir India untuk membuka kantor dagang seperti di surat (1664), pendicherry (1673), chand ranagar (1688). Merekapun mempunyai kongsi dagang di India yang didirikan pada tahun 1604. Perang Inggris dengan Prancis di India 1745-1763, hampir selama abad ke-18 perang antara Inggris dan Prancis di India tidak berkeputusan untuk berebut kuasa di negara ini. Mereka secara sendiri-sendiri mengadakan perjanjian dengan raja-raja Hindusta, yang tahu pula memilih hak yang menguntungkan mereka itu.
Perang antara Perancis Dan Inggris di Eropa menimbulkan perang yang dilakukan kedua belah pihak saja, semata-mata untuk mengusir pihak yang lemah dari negeri itu. Mula-mula pada tahun 1745, Prancis, merebut kota Madras, kota itu dikembalikan kepada Inggris 3 tahun kemudian, menurut perjajian di Acchen, setelah perang di Eropa selesai meskipun di Eropa antara Inggris dan Prancis telah ada perdamaian, tetapi di India masih berlanjut perang. Pasukan Prancis dipimpin oleh Panglima perangnya bernama Duploix, sedangkan Inggris Tinggi Dekan Prancislah yang kuat, sebab Perancis berhasil memenangkan Nizam Hydrabad dari perlawanan dari keluarganya yang ingin merebut tahta kerajaan, sedangkan keluarga yang menjadi lawannya yang dibantu oleh Inggris mengalami kekalahan. Dupleix adalaah seorang Panglima perang yang cakap dan mempunyai rencana yang matang untuk menggalahkan Inggris. Prancis yang pada waktu itu mulai lemah terpaksa mengikutinya. Duploix dipanggil pulang ke Prancis digantikan oleh Lally, seorang bangsawan Lerland, yang tidak mempunyai kecakapan seperti Dupleix.
Dengan mudah dalam perang berikutnya Cliver dapat merebut Pondicherry, benteng Parancis yang ada di sana dibongkar. Di tempat-tempat lain Perancis juga mengalami kekalahan sehingga semenjak perdamaian Paris (1763) kuasa Prancis di India sudah dapat dipatahkan Inggris. Kemudian Prancis hanya menduduki 3 kota kecil di India seperti Pondicherry deket Madras, Chandranagar (Dekat Calcutta) dan Tellicherr (Dekat Calikut).



BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Penjajahan bangsa Barat seperti Portugis, Perancis, dan Inggris di awali dengan pembentukan EIC pada abad ke XVII (1605) di India yang berdampak pada kolonialisme dan penderitaan. Hal ini yang menyebabkan terjadinya perlawanan dan gerakan-gerakan anti kolonialisme atau penjajahan. Rakyat hidup diliputi kebodohan akibat tidak mengenal pendidikan selama masa penjajahan Inggris. Banyak industri Bangladesh tetap primitif menurut standar modern. Meskipun Bangladesh telah berusaha meningkatkan prospek ekonomi baik di dalam negeri maupun luar negeri beserta usaha meningkatkan prospek demografi, Bangladesh masih tetap menjadi negara terbelakang dan kelebihan penduduk. Negara India merupakan salah satu negara yang mempunyai peranan penting di Asia Selatan. Sebelum kemerdekaan India tercapai, India dibawah Inggris sudah mulai ikut serta dalam pekerjaan organisasi-organisasi internasional. Diantara organisasi-organisasi Internasional lainnya India ikut serta secara aktif ialah dalam UNICEF (Children’s Emergency Fund), FATT (General Agreement On Tariff and Trade), IBRD (International Bank of Reconstruction Development) dan IMF (International Monetary Fund).
B.     Saran
Imprelisme dan kolonialisme bangsa Barat telah meninggalkan banyak dampak pada daerah-daerah hasil jajahannya hal itu yang menyebabkan adanya budaya-budaya baru yang seakan telah mendarah daging bahkan dapat tertanam kuat, nah dari hal itu perlu kiranya kita mengkaji kembali sebagai masyarakat Indonesia yang telah mengalami penjajahan dari Negara barat barangkali sudah ada budaya kita yang memang sengaja di ciptakan oleh mereka namun kita tidak pernah sadar maka dari itu para pembaca yang telah mengetahui akan sebuah kebenaran perlu kiranya untuk meluruskan masalah-masalah yang ada pada masyarakat secara umum.

















DAFTAR PUSTAKA
Drs. Suwarno.  M.SI. 2012. Sejarah Asia Selatan. Ombak. Yokyakarta.
Erwin, T.N. 1990. Asia Selatan dalam Sejarah. Jakarta: FE UI
Mulya, T.S.G. tanpa tahun. India Sejarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. Jakarta: Balai Pustaka
Khalish, hafidz. http://id.shvoong.com/humanities/history/2171123-imperialisme-dan kolonialisme. 10 November 2016.

 

1 komentar: