Masuknya Bangsa Barat di India
(Bangsa Portugis, Inggris dan Perancis)
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Selatan
Yang Diampu Oleh Umi Hartati, M.Pd
Di Susun Oleh :
Anggun Fitriani 14220036
Riswanda Pandu W. 14220046
M. Rijal Fadhli 14220020
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Banyak
alasan yang menyebabkan bangsa Barat melakukan Penjajahan ke negara-negara di
Asia terutama di India. Maraknya perdagangan dunia yang banyak memberikan keuntungan dan adanya semacam kompetisi kekuatan antara negara-negara dari
bangsa Barat merupakan salah satu dari sekian banyak alasan bangsa Barat
melakukan kolonisasi dan penetrasi ke
negara-negara di Asia salah satunya di India. Selain itu, yang melatar
belakangi bangsa Barat melakukan penetrasi adalah karena adanya tugas “mulia”
yang dianugerahkan kepada mereka sebagai suatu bangsa yang maju dan terdepan di
dunia untuk membuat negara-negara yang
tertinggal menjadi lebih baik lagi. Banyak negara-negara di Asia yang berhasil
mereka kuasai. India pun tidak luput dari sasaran kolonialisasi bangsa Barat.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Permulaan Masuknya Bangsa Barat di India?
C. Tujuan Masalah
Untuk Mengetahui Permulaan Masuknya Bangsa Barat
di India
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Masuknya Pengaruh Bangsa Barat di India
1.
Pengaruh Portugis
Bangsa Eropa yang pertama kali menyerbu
Asia adalah bangsa Portugis. Alasan mereka menyerbu dan menguasai Asia adalah
mereka ingin merebut perdagangan dan pangkalan perniagaan Islam serta
menyebarkan agama mereka, yaitu Nasrani. Tahun 1498, Vasco da Gama, seorang
pelayar dari Portugis tiba di Kalikut, suatu tempat yang berada di pantai barat
daya India. Dalam tahun 1500 angkatan laut Portugis di bawah pimpinan Cabral tiba
pula di Kalikut dan mendirikan bandar dan benteng di sana. Penggantinya,
Alfonso d’ Albuquerque, pada tahun 1510 menyerang dan merebut Goa dan Malaka
(1511). Kemudian mereka memasuki Indonesia sampai di Maluku. Kesebelah barat ia
mencoba merebut Aden, tetapi gagal. Tempat-tempat yang diduduki orang Portugis
di daratan India tidaklah banyak. Yang lebih penting bagi mereka ialah pulau
Sailan. Selain portugis bangsa-bangsa eropa lain seperi inggris, belanda, dan
perancis, juga mengikuti jejak orang-orang portugis dan muncul di India. Namun
lama-kelamaan kedudukan portugis di India semakin melemah. Hal ini di karenakan
perbuatan mereka yang kurang jujur dan para pegawai Portugis yang memeras
rakyatnya. Orang-orang Portugis dapat di usir oleh penjajah lain, yakni Belanda
dan Inggris
Ekspedisi orang-orang Eropa sampai di
India (sesudah Iskandar Zulkarnain tahun 327 SM) adalah Vasco dan Gama yang sampai
Calikut pada tahun 1598. Pelayaran dari Eropa melalui tanjung Pengharapan di
Ujung Selatan Afrika, sampai di Zamzibar. Dari sana dengan perantaraan
nahkoda-nahkoda bangsa India ia dapat mengetahui jalan pelayaran ke negeri
India.
Pada tahun 1600 angkatan laut Portugis yang kedua yang
dikepalai oleh Cabral sampai di Calikut dan mendirikan bandar serta benteng
disana. Ia terus mendapat perlawanan-perlawanan yang keras dari
saudagar-saudagar Arab dan Iran. Politik Cabral semata-mata untuk berdagang
saja, bukan untuk menjajah atau membentuk koloni. Baru kemudian penggantiannya,
Albugoergue mempunyai angan-angan untuk mendirikan koloni Portugis di benua
Asia yang akan menjadi pusat perdagangan di daerah timur ini. Untuk mencapai
maksudnya ini ia menyerang dan menduduki bandar malaka pada tahun 1511, lalu
memasuki kepulauan Nusantara sampai di Maluku. Ke sebelah barat ia mencoba
merebut kota Aden untuk menguasai laut Kolzum, akan tetapi maksudnya itu gagal,
hanya Teluk Persia yang dapat dimasukinya.
Tujuan politik orang Portugis adalah untuk merebut
daerah-darerah Timur untuk kesebaran kerajaan mereka. Mereka tidak keberatan
bangsa mereka bercampur baur dengan penduduk asli, agar dengan jalan demikian
agama mereka (Katholik) dapat disebarkan. Golongan peranakan Eropa di India (Eurasians)
kebanyakan keturunan Portugis, yang sampai sekarang masih memakai nama-nama
Portugis.
Tempat-tempat yang diduduki Portugis di India tidaklah
banyak. Yang lebih penting lagi bagi mereka adalah pulau Sailan. Lama-kelamaan menjajahan
mereka menjadi lemah disebabkan:
a.
Perbuatan-perbuatan mereka yang kurang
jujur.
b.
Sifat pegawai peranakan Portugis waktu
itu buruk sekali.
c.
Mereka suka memeras rakyat dan suka menggelapkan uang.
d.
Kuasa Portugis di Eropa berkurang, yang
akhirnya kerajaan Portugis disatukan dengan kerajaan Spanyol.
e.
Pemimpin-pemimpin meraka tidak banyak
lagi dan kurang cakap dalam menghadapi persaingan dengan bangsa Eropa lainnya.
Akhirnya mereka
dapat didesak oleh pendatang baru seperti belanda dan Inggris.
2. Pengaruh Inggris
Masuknya Inggris ke India dikarenakan oleh
suatu fakta yang di buat oleh Ratu Elizabeth I yang awal mulanya mengadakan aktivitas
Inggris di India adalah dalam bidang perdagangan yang dilakukan oleh badan niaga EIC (English East India Company) sejak dibentuk pada 1600 oleh para
pedagang London. Badan niaga ini, oleh pemerintah Kerajaan Inggris, diberi hak
monopoli perdagangan di wilayah antara Inggris dengan dunia Timur (India,
Indonesia dan China). Adalah dari tiga wilayah (Madras yang diduduki sejak
1639, Bombay yang diperoleh dari portugis tahun 1661 berkat pernikahan Raja
Charles II dengan Putri Catrarina Braganza dan disewakan kepada EIC tahun 1665,
serta Calcutta yang diperoleh 1690), EIC mengembangkan sayap kekuasaannya,
tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga politik (Baxter, 1987, Mulia
1959).
Yang dianggap sebagai peletak dasar kekuasaan Inggris di
India ialah Robert Clive. Ia mampu bersaing dan mengalahkan kekuatan Prancis
dalam Peperangan Cacnatic 1746-1752 dan 1756-1763. Sebelum hingga masa, Inggris
juga telah berhasil mengusir Portugis dari anak Benua India, dan setelah itu
Inggris juga sukses mengeliminasi kekuatan Belanda di Sringkala. Robert Clive
juga mampu menguasai Benggala melalui dua peperangan dengan Nawab Benggala,
yakni Perang Plassey (Juni 1757) menghancurkan pasuka Nawab Sirjuddaula dan
Perang Buxor (Oktober 17640) mengalahkan aliansi Nawab Mir Qasim dengan Sultan
Shah Alam dari Mughal. Sebagai hasilnya, EIC memperoleh hak diwani, yaitu hak untuk mengumpulakan
penghasilkan atas tiga wilayah, Benggala, Bihar dan Orissa (Sethi, 1951).
Pengganti Clive, Warren Hastings (1772-1785), dianggab
sebagai tokoh yang berjasa dalam pembentukan sejarah British India (India yang
dikuasai oleh Inggris). Hal ini karena pada masa itu disusun struktur
pemerintahan kolonial Inggris, dengan warren Hastings sebagai gubernur jenderal
yang pertama. Juga dibentuk a Board of Control, sebuah badan yang
bertugas mengawasi pemerintahan EIC di Indonesia. Peta politik India mengalami
perubahan besar ketika Lord Wellesley (1798-1805) menjadi Gubernur Jendaral EIC
di India. Dengan mencanangkan kebijakan Subsidiarry Alliances (Raja-raja India
yang bersekutu dengan Inggris harus
menyerahkan urusan politik luar negerinya kepada inggris, membayar upeti dan
mengusir para perwira
Eropa selain Inggris), Wellesley berhasil menjadikan EIC sebagai kekuatan
politik terbesar di India karena menguasai Bengala, Bihar, Orissa, Mysore, Oudh
dan sebagian Maratha. Tetapi kekuasaan kolonial Inggris benar-benar kokoh di
anak Benua India semenjak pertengahan abad ke-19, setelah berhasil menganeksasi
Punjab dan mengalahkan Kerajaan Sikh. K.M. Panikkar 1948 menyebut angka tahun
1848 sebagai tahun dipersatukannya seluruh kawasan anak Benua India oleh
Inggris.
Kolonialisme –Imperialisme Inggris mulai membawa dampak
yang serius bagi masyarkat masyarakat india sejak masa pemerintahan Gubernur
Jendral Lord Bentinck (1828-1835). Sebab dia yang pertama mengantarkan sistem
pendidikan Barat dan beberapa kebijakannya yang lain (misal: menghapuskan adat
sati atau pembakaran Janda, melarang perkawinan anak-anak dan membolehkan
aktivitas misionaris dan zending), dianggap mencampuri urusan masyarakat India
dan membahayakan mereka. Kekuasaan
kolonial Inggris di India baru benar-benar kokoh pada pertengahan abad ke-19
setelah melalui proses penaklukan kerajaan-kerajaan pribumi India selama
sekitar satu abad. (KM. Pannikar, 1948). Hal itu dilakukan oleh Inggris dengan menerapkan
metode divide et impera atau divide rule
(memecah belah lalu menguasainya).
Kebijakan kolonial inggris atas India (juga eilayah
jajahannya yang lain), didasarkan pada satu prinsip, yaitu terpiliharannya
hukum dan ketertiban (status quo). Demi tegaknya prinsip ini, segala cara di
halalkan, termasuk tindakan yang melumpuhkan kehidupan sosial masyarakat India.
Inggris berpandangan bahwa semua orang jajahannya harus dapat diubah untuk
memenuhi “standar Inggris” dab mengikuti peradapan Inggris. Jika tidak bisa
semuanya, maka sekurang-kurangnya satu lapisan sosial tertentu (elite) dapat
diubah untuk mengikuti budaya Inggris (tuannya). Semakin orang India dapat
bersikap dab berfikir seperti orang inggris, maka semakin tinggi nilainya
menurut standar Inggris (Ahmed 1993). Tidak heran bila Inggris berusaha
menciptakan struktur masyarakat India menurut persepsi meraka sendiri, yang membedakan
antara ras yang satu dengan ras yang lain. Masyarakat India dipilahkan ke dalam
dua ras atau kelas sosial yang berbeda. Satu ras atau kelas sosial dinilai
unggul dan ras atau kelas sosial lainnya dinilai rendah. Contoh ras yang dinilai unggul ialah orang Pukhtun,
Punjab,sikh dan Gurkha. Ras yang dinilai rendah misalnya orang Benggali.
Untuk menciptakan suatu kelas sosial di India yang akan
berperadaban Inggris, cara yang ditempuh oleh pemrintahan Inggris adalah dengan
menyelenggarkan pendidikan. Kebijakan untuk mengembangkan pndidikan Barat
(Inggris ) pertama kali dilakukan pada masa Gubernur Jendral Lord Bentinck
(1828-1835). Adalah Lord Macaulay, sebagian direktur Committee of Public
Instruction mengesahkan “Memorandum Pendidikan”, yang memberlakukan bahasa
Inggris sebagai bahsa pengantar di sekolah –sekolah India. Sedangkan
dasar-dasar sistem pendidikan Barat di India diletakkan oleh Sir Charles Wood
pada 19 Juli 1854. Skema pendidikan yang dirancang oleh Sir Charles Wood ialah: sekolah dasar (primary school), sekolah menegah (higher school) dan sekolah tinggi (college). Sekolah tinggi kemudian
dikembangkan menjadi universitas (university).
Seperti orang belanda di Indonesia, Inggris di India
mula-mulanya hanya mencari perhubungan perniagaan saja. Pada tahun 1600 mereka
mendirikan “East India company of London” semacam VOC. Belanda, mereka juga
mengirimkan kapal-kapal mereka ke jawa sampai ke Maluku, dan mendirikan benteng
di Ambon. Akan tetapi sejak tahun 1623 mereka meninggalkan kepulauan itu. Pada tahun 1612 kongsi dagang
ini mendapat izin untuk berdagang di Surat (Gujarat). Inilah permulaan kuasa
orang Inggris di India kemudian mereka mendapat kedudukan di Bonggala. Pada
tahun 1690 mereka mendirikan suatu benteng yang menjadi pangkal kota Calcutta
sekarang dan dari sinilah mereka mendesak ke dalam negeri. Tahun 1700 Inggris
telah mempunyai kedudukan yang tetap pada empat tempat di India.
Di sekolah tenggara kongsi dagang ini mendapat sebidang
tanah dekat kota Portugis Thomas yang sudah mulai mundur. Pada tahun 1639
mereka mendirikan benteng di sana yang menjadi permulaan dari kota Madras. Di sebelah bagian barat kota Bombay yang
disukai Portugis berika sebagai mahar kepada puteri “Catharina Braganza” dari
Portugis yang kawin dengan raja Inggris Charles 11pada tahun 1661. Dengan
demikian kota itu menjadi milik Inggris. Jadi pada abad ke 17 itu, Inggris
telah menduduki beberapa tempat penting di sekeliling India di sebelah laut
sebagai gerbang untuk menguasai negeri itu.
Sementara
itu mereka membujuk-bujuk Sulthan Hoghul di Agra dengan bermacam-macam jalan.
Mula-mula seorang orang utusan resmi raja Inggris sendiri datang mengunjungi
Sulthan Jahangir. Sir Reo salah seorang utusan itu tinggal di Agra selama lebih
kurang 3 tahun. Dalam waktu lama ini ia mengumpulkan keterangan-keterangan yang cukup real tentu untuk mengetahui seluk
belum kerajaan dalam kerajaan Hindusta. Pada tahun 1708 semua Kongsi Dagang
Inggris di India disatukan menjadi Unitet East India Company. Kemudian Kongsi
dagang itu mendapat hak (charter) untuk mengatur pemerintah di India. Semenjak
itu dapatlah kongsi dagang itu kongsi dagang tersebut dibubarkan dan segala
kuasanya ditarik ataupun diambil alih oleh kerajaan Inggris.
3.
Pengaruh Perancis
Dalam abad ke-17 orang Prancis juga mendapat izin dari
beberapa raja di pesisir India untuk membuka kantor dagang seperti di surat
(1664), pendicherry (1673), chand ranagar (1688). Merekapun mempunyai kongsi
dagang di India yang didirikan pada tahun 1604. Perang Inggris dengan Prancis
di India 1745-1763, hampir selama abad ke-18 perang antara Inggris dan Prancis
di India tidak berkeputusan untuk berebut kuasa di negara ini. Mereka secara
sendiri-sendiri mengadakan perjanjian dengan raja-raja Hindusta, yang tahu pula
memilih hak yang menguntungkan mereka itu.
Perang antara
Perancis Dan Inggris di Eropa menimbulkan perang yang dilakukan kedua belah
pihak saja, semata-mata untuk mengusir pihak yang lemah dari negeri itu. Mula-mula pada tahun 1745,
Prancis, merebut kota Madras, kota itu dikembalikan kepada Inggris 3 tahun
kemudian, menurut perjajian di Acchen, setelah perang di Eropa selesai meskipun
di Eropa antara Inggris dan Prancis telah ada perdamaian, tetapi di India masih
berlanjut perang. Pasukan Prancis dipimpin oleh Panglima perangnya bernama
Duploix, sedangkan Inggris Tinggi Dekan Prancislah yang kuat, sebab Perancis
berhasil memenangkan Nizam Hydrabad dari perlawanan dari keluarganya yang ingin
merebut tahta kerajaan, sedangkan keluarga yang menjadi lawannya yang dibantu
oleh Inggris mengalami kekalahan. Dupleix adalaah seorang Panglima perang yang
cakap dan mempunyai rencana yang matang untuk menggalahkan Inggris. Prancis
yang pada waktu itu mulai lemah terpaksa mengikutinya. Duploix dipanggil pulang
ke Prancis digantikan oleh Lally, seorang bangsawan Lerland, yang tidak
mempunyai kecakapan seperti Dupleix.
Dengan mudah dalam
perang berikutnya Cliver dapat merebut Pondicherry, benteng Parancis yang ada
di sana dibongkar. Di tempat-tempat lain Perancis juga mengalami kekalahan
sehingga semenjak perdamaian Paris (1763) kuasa Prancis di India sudah dapat
dipatahkan Inggris. Kemudian Prancis hanya menduduki 3 kota kecil di India
seperti Pondicherry deket Madras, Chandranagar (Dekat Calcutta) dan Tellicherr
(Dekat Calikut).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penjajahan bangsa Barat
seperti Portugis, Perancis, dan Inggris di awali dengan pembentukan EIC
pada abad ke XVII (1605) di India yang berdampak pada kolonialisme dan
penderitaan. Hal ini yang menyebabkan terjadinya perlawanan dan gerakan-gerakan
anti kolonialisme atau penjajahan. Rakyat hidup diliputi kebodohan akibat tidak
mengenal pendidikan selama masa penjajahan Inggris. Banyak industri Bangladesh
tetap primitif menurut standar modern. Meskipun Bangladesh telah berusaha meningkatkan
prospek ekonomi baik di dalam negeri maupun luar negeri beserta usaha
meningkatkan prospek demografi, Bangladesh masih tetap menjadi negara
terbelakang dan kelebihan penduduk. Negara India merupakan salah satu negara
yang mempunyai peranan penting di Asia Selatan. Sebelum kemerdekaan India
tercapai, India dibawah Inggris sudah mulai ikut serta dalam pekerjaan
organisasi-organisasi internasional. Diantara organisasi-organisasi
Internasional lainnya India ikut serta secara aktif ialah dalam UNICEF (Children’s
Emergency Fund), FATT (General Agreement On Tariff and Trade), IBRD
(International Bank of Reconstruction Development) dan IMF (International
Monetary Fund).
B. Saran
Imprelisme dan kolonialisme bangsa Barat telah meninggalkan
banyak dampak pada daerah-daerah hasil jajahannya hal itu yang menyebabkan
adanya budaya-budaya baru yang seakan telah mendarah daging bahkan dapat
tertanam kuat, nah dari hal itu perlu kiranya kita mengkaji kembali sebagai
masyarakat Indonesia yang telah mengalami penjajahan dari Negara barat
barangkali sudah ada budaya kita yang memang sengaja di ciptakan oleh mereka
namun kita tidak pernah sadar maka dari itu para pembaca yang telah mengetahui
akan sebuah kebenaran perlu kiranya untuk meluruskan masalah-masalah yang ada
pada masyarakat secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Suwarno. M.SI. 2012. Sejarah
Asia Selatan. Ombak. Yokyakarta.
Erwin, T.N. 1990. Asia Selatan
dalam Sejarah. Jakarta: FE UI
Mulya, T.S.G. tanpa tahun. India
Sejarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. Jakarta: Balai Pustaka
Khalish, hafidz. http://id.shvoong.com/humanities/history/2171123-imperialisme-dan
kolonialisme. 10 November 2016.
semoga bermanfaat
BalasHapus