Kamis, 29 Desember 2016

Eksplanasi Sejarah Manusia dan Sejarah



Eksplanasi Sejarah
Manusia dan Sejarah
UM Metro 
disusun
M. Rijal Fadhli

 



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Peristiwa sejarah yang telah ditulis dengan baik niscaya sangat bermakna bagi manusia, bukan saja sekedar mengetahui dan memahami peristiwa sejarah yang dimaksud, melainkan juga menjadi pelajaran yang terbaik guna memperbaiki diri seperti apa yang terjadi apabila pereistiwa sejarah itu dapat menjadi contoh atau menjauhi dan menghindarinya bila mana peristiwa sejarah itu berbeda dengan harapan manusia.
            Ekspalansi sejarah merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam metodologi sejarah. Hal ini dipergunakan untuk mengembangkan, menganalisis, dan  menjelaskan hubungan diantara pernyataan-pernyataan mengenai fenomena-fenomena yang ada. Dalam ilmu sejarah yang merupakan kesepakatan para sejarawan dengan sebutan kausalitas (causations) serta bentuk-bentuk penghubung lain (connections) yang digunakan oleh para sejarawan ketika mereka menyintesis fakta-fakta (Berkhofer dalam Helius Sjamuddin, 1996:237).
Ucapan mengenai fakta-fakta historis merupakan deskripsi-deskripsi mengenai masa silam. Tetapi, seorang ahli sejarah tidak membatasi diri pada usaha melukiskan masa silam, ia juga berusaha memikirkan suatu keterangan atau penjelasan yang masuk akal, mengenai apa yang terjadi pada masa silam. Secara prinsip pertanyaan itu harus diberi jawaban secara objektif dan yang masuk akal. Karena pentingnya permasalahan itu, maka sungguh menyedihkan apabila para ahli sejarah tidak bersedia menjawab pertanyaan, siapakah yang bersalah. Barang siapa yang mengajukan pertanyaan itu mengenai sebabnya dan oleh karena itu minta suatu penjelasan.
                                                          
B.   Rumusan Masalah
1.    Apa Definisi Penjelasan Sejarah ?
2.    Apa Kausalitas ?
3.    Apa Model Analogi ?
4.    Apa Hermeneutika ?
5.    Bagaimana Eksplanasi dan Kausalitas Sejarah ?

C.   Tujuan Penulisan Masalah
1.    Untuk Mengetahui Definisi Penjelasan Sejarah.
2.    Untuk Mengetahui Kausalitas .
3.    Untuk Mengetahui Model Analogi.
4.    Untuk Mengetahui Hermeneutika.
5.    Untuk Mengetahui Eksplanasi dan Kausalitas Sejarah.



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi Penjelasan Sejarah
Penjelasan sejarah ialah usaha membuat suatu unit sejarah intelligible (dimengerti secara cerdas ). Mengapa sekedar penjelasan bukan analisis  yang menyakinkan dan pasti ? kata “analisis” memang dipakai bergantian dengan “penjelasan”, diantaranya oleh Marc Bloch, terutama ketika orang menganalisis hubungan kausal antara gejala sejarah. Akan tetapi, karena kata “penjelasan” lebih sesuai untuk sejarah pada umumnya,dan penjelasan sejarah adalah penjelasan tentang waktu yang memanjang  dan penjelasan tentang peristiwa tunggal.
Kaidah-kaidah penjelasan sejarah yang pertama Regularity (keajekan, keteraturan, konsistensi), Regularity  adalah penjelasan antara peristiwa yang mengandung prediksi sejarah menjadi penjelasan dalam peristiwa. Artinya secara ajek gejala-gejala muncul dimana saja terjadi peristiwa.
Kedua Generalisasi adalah persamaan karakteristik tertentu. Suatu bagian yang menjadi ciri dari kelompok, juga menjadi  ciri  dari kelompok yang lain pula.
Ketiga Inferensi statistik, model statistik, Inferensi statistik dan metode statistik menjadi andalan generalisasi.
 Keempat pembagian waktu dalam sejarah dimana sejarawan melakukan klasifikasi atas waktu, sejarawan membuat periodisasi.                          Realitas sejarah sendiri mengalir tanpa sekat-sekat, dan pembabakan waktu adalah hasil konsetualisasi sejarawan, suatu rasionalisasi lahir dari pemikiran teorotis, sedangkan generalisasi adalah hasil dari gejala empiris.
Kelima Narrative History, sejarah adalah cerita masa lalu. Tugas sejarawan adalah menyusun bersama secara teratur.                                     Susunan yang teratur itu sendiri tidak terdapat dalam gejala sejarah,tetapi justru tugas sejarawanlah untuk membuat teratur.                                                    Cara sejarawan menyusun  adalah dengan merekontruksi masa lalu,menghubungkan fakta yang satu dengan yang lainnya, sehingga terbentuklah suatu cerita.
Keenam Multi-Interpretable, bahwa ilmu sejarah yang dipahami sebagai menafsirkan, memahami dan mengerti, cukup menjelaskan adanya subjectivisme dan relativisme dalam penjelasan sejarah. Sehingga sejarah bakal Multi-Interpretable.

B.   Kausalitas
Menurut para ahli filsafat sejarah  masalah kausalitas adalah bagian dari masalah eksplanasi sejarah yang luas dan mendalam serta semuanya merupakan masalah metodologis. Kajian sejarah merupakan bahasan tentang sebab- sebab dari suatu peristiwa yang terjadi sehingga hampir merupakan aksioma bahwa segala sesuatu mempunyai sebab- sebab. Dengan kata lain bahwa setiap fenomena merupakan akibat (consequence) dari sebab sebelumnya (antecendent cause) (Temperley, ed, 1964: 60).Kausalitas dalam sejarah adalah suatu rangkaian peristiwa yang mendahului dan peristiwa yang menyusul. Konsep kausalitas telah memasuki kisah sedemikian rupa tanpa kausalitas penulisan sejarah mungkin merupakan katalogus atau kronologi.             Akan tetapi, penelitian “ sebab” dalam sejarah harus di tempatkan berdasarkan dua pembatasan yang di tentukan saja, yaitu :
1) Batas jangkauan masa lampau yang dialamnya akan dicari interelasi anteseden atau yang mendahului;
2)  Batas jumlah faktor yang berpengaruh yang di anggap tetap kotan dan karenanya tidak diperiksa (Gottschalk, 1975: 164).
Modelkausalitas berupaya menjelaskan peristiwa sejarah dengan merangkaikan berbagai fakta dalam sintesis hubungan sebab akibat (cause-effect). Hukum sebab akibat (law of causation) menunjukkan bahwa setiap fenomena merupakan akibat dari sebab sebelumnya. Kajian sejarah adalah kajian tentang sebab-sebab dari suatu peristiwa terjadi sehingga hampir merupakan aksioma atau kebenaran umum.
Dalam perkembangannya, hukum jausalitas dianggap ketinggalan karena memiliki tendensi deterministik. Alternatif terhadap hukum kausalitas adalah pendekatan fungsional.                                                                                   Penjelasan dalam hukum kausalitas dimulai dengan mencari sejumlah sebab untuk peristiwa yang sama. Sebab-sebab yang banyak tersebut disebut kemajemukan sebab (multiplicity of causes). Dalam konteks ini, setiap sebab memiliki kedudukan sama penting. Langkah selanjutnya adalah menganalisis sebab-sebab untuk kemudian mendapatkan penyebab utama (the ultimate cause),sebab dari semua sebab (cause of all causes). Kaitannya dengan kemajemukan sebab, muncul persoalan determinisme dalam sejarah (determinism in history) dan kebetulan dalam sejarah (chance in history). Ahli filsafat Hegel dianggap sebagai peletak dasar filsafat sejarah  determinisme. Kritik terhadap determinisme adalah dianggap mengabaikan kemauan bebas (free will) manusia. Determinisme dianggap bertentangan dengan adanya penyebab majemuk atau multikausal.
Sementara itu, kebetulan sejarah menganggap pertemuan atau benturan antar sebab dalam peristiwa sejarah sebagai sebuah kebetulan. Kebetulan yang kemudian mengubah jalannya sejarah. Teori kebetulan mendapat kritik karena dianggap melebih-lebihkan. Penganut teori ini dianggap malas melakukan penelitian, kemalasan intelektual (intellectual laziness) atau vitalitas yang rendah (low intellectual vitality). Dalam melakukan rekonstruksi sejarah, tidak semua fakta otomatis menjadi fakta sejarah. Fakta-fakta masa lalu baru menjadi fakta sejarah jika sejarawan memilihnya karena dianggap mempunyai hubungan (relevansi)dan berarti (signifikansi) dengan apa yang diteliti. Hal yang sama juga berlaku bagi penganut multikausal dalam peristiwa sejarah. Susunan sebab-sebab, signifikansi serta relevansi antar satu sebab atau serangkaian sebab dengan yang lainnya merupakan esensi penafsiran sejarah.

C. Model Analogi
Analogi merupakan salah satu alat dalam eksplanasi sejarah yang juga sangat berguna. Adapun urgensi analogi antara lain:
1)  Dapat menjadi semacam ornament dalam artikulasi ide- ide.
2) Cara kerja analogi dapat berlangsung dalam (internal) maupun keluar (eksternal).
3)  Dapat memacu sesuatu argumen yang masuk akal.
4)  Dapat memberikan saran dan membujuk,
5)  Memberikan informasi dan ilustrasi , mengomunikasikan dan menjelaskan.
6)  Mengupakan alat pedagogis yang serbaguna dan dan efektif.
7)  Alat eksplanasi dalam pengajaran sejarah dan guna memperindah tulisan.
Masih terjadi perdebatan di antara para pakar tentang analogi sebagai eksplanasi sejarah. Namun bagi penganutnya, analogi merupakan alat eksplanasi yang sangat berguna. Analogi berperan penting dalam proses kreativitas intelektual. Analogi dapat berperan ke dalam maupun ke luar. Ke dalam, analogi dapat meningkatkan suatu yang tidak disadari atau inferensi awal ke tingkat rasionalitas dalam pikiran. Keluar, analogi bekerja sebagai wahana mengalihkan pikiran seseorang kepada orang lain.
Meskipun demikian, penggunaan analogi dalam eksplanasi sejarah berpotensi menimbulkan kekeliruan. Karena itu, para sejarawan dituntut lebih selektif dalam menggunakannya. Analogi, meskipun suatu alat untuk menjelaskan peristiwa sejarah, kedudukannya hanya alat bantu (auxiliary) dalam pembuktian.Analogi juga berkaitan dengan metafora. Sejarawan yang menggunakan metafora dalam penjelasannya kerap menggunakan analogi. Beberapa contoh metafora sejarah antara lain:
1) Machiavellian, diambil dari nama Niccolo Machiavelli untuk menggambarkan doktrin politik seseorang yang menggunakan berbagai cara untuk mencapai tujuan politiknnya; 
2) Cut the Gordian Knot, dari nama Raja Gordius dari Phrygia kuno untuk menggambarkan penggunaan cara - cara drastis tanpa bersusah payah;
3)   Pyrrhic victiry, dari nama raja Pyrrhus dari Epirus untuk menggambarkan sebuah kondisi di mana kemenangan perang diperoleh dengan kerugian besar. Sejarawan menggunakan istilah ini untuk menggambarkan perjuangan seseorang untuk mendapatkan sesuatu dengan kerja keras sampai kehabisan daya.
4) Carthaginian Peace, dari nama Kartago di Afrika Utara. Penghancuran Kartago yang dilakukan Romawi untuk menghindari kebangkitan sebuah kekuatan. Sejarawan menggunakan metafora ini untuk menggambarkan politik bumi hangus sebagai reaksi atas kekhawatiran munculnya kekuatan lain.

D.    Hermeneutika
Hermeneutika bertolak dari tradisi – tradisi relativisme (humaniora), yaitu berbuat dengan mencapai tujuan tertentu (intensionalisme) dengan tokoh –tokoh seperti Dilthey, Croce, dan Collingwood, yang berpendapat bahwa perbuatan manusia hanya lebih sesuai dengan bentuk kajian ideorafik (kekhususan, partikularistik)daripada kajian nomotetik, (keumuman, generalistik).                        Tradisi hermeneutika yang menjadi pembela utama pendekatan interpretif (interpretive approach) menolak kemungkinan suatu unifikasi (atas dasar- dasar empiris aau realis) antara ilmu alam dan kajian –kajian menenai perbuatan (action ), sejarah, dan masyarakat.
       Hermeneutika menekankan secara tegas perbedaan antara ilmu alam dengan ilmu kemanusiaan.                                                                                  Hermeneutika boleh dibilang menjadi semacam antitesis terhadap teori CLM. Hermeneutika menekankan secara jelas antara ilmu alam dengan ilmu kemanusiaan. Penganut hermeneutika berpendapat bahwa perbuatan manusia hanya bisa diterangkan dengan kajian edografik (kekhusunan, partikularistik) daripada nomotetik (keumuman, generalistik).Pengertian hermeneutika erat hubungannya dengan penafsiran teks-teks dari masa lalu dan penjelasan pelaku sejarah.
Sejarawan mencoba menjelaskan masa lalu dengan mencoba menghayati atau dengan empati, menempatkan dirinya dalam alam pemikiran pelaku sejarah. Hermeneutika mencoba memasuki diri pelaku dan berupaya memahami apa yang dipikirkan, dirasakan, dan diperbuat pelaku sejarah. Ada semacam dialog batin antara batin sejarawan yang menggunakan pengalaman hidupnya sendiri dengan sumber-sumber sejarah yang digunakan.

E.    Eksplanasi dan Kausalitas Sejarah
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa menjelaskan setiap peristiwa sejarah niscaya tidaklah valid apabila tidak dapat menunjukan latar belakang sebab akibat dan sebab – sebab terjadinya suatu peristiwa.                                             Ada empat hal yang perlu dicermati dalam memahami eksplanasi dan kausalitas sejarah, yaitu :
a)    Ekplanasi merupakan konsep ganda yang mempunyai berbagai makna dalam konteks yang berbeda – beda. Baik sejarawan maupun guru sejarah masih berkesimpulan dari tipe eksplanasinya sangat cocok.
b)    Bentuk esplanasinya yang ada menurut hieraki, bebtuk yang tertinggi menyarankan agar peristiwa perantaran khusus diperankan sebaik – baiknya menurut proposisi umum.
c)    Kausalitas dalam masalah -  masalah sosial  senatiasa jamak. Tidak pernah sekalip pun terjadi hanya satu sebab bagi sesuatu akibat sosial.
d)    Keterangan dan kausalitas sangat berguna berkaitan inkuiri historis serta pengajaran sejarah dalam arti generalisasi atau hukum – hukum yang meliputinya yang memiliki aplikasi yang berulang- ulang.
Ada dua proporsi yang perlu dipertegas sehubungan pembahasan di atas, yaitu proporsi pertama yang menunjukan pada makna keterangan yang berbeda – beda. Tak ada suatu kesalahan yang melekat pada penggunaan – penggunaan yang bervariasi dalam penulisan atau pelajaran sejarah pada hal perbedaan itu diketahui secara jelas. B. O Smith (1960) telah mengidentifikasi sekurang – kurangnya lima penggunaan istilah “ keterangan “yang sesuai dengan pengajaran “ social studies “ .                                                  Pengajaran sejarah  yang memerlukan penjelasan sebaiknya benar – benar memperhatikan macam jawaban yang akan diterima, baik secara diketahui maupun secara tidak diketahui dengan menyeleksi tipe penjelasan yang diyakini sesuai dan pemantapan logis atas jawaban itu.                                                 Meskipun demikian, siswa boleh menerka bentuk penjelasan yang diinginkan dan menarik kesimpulan bukti yang sesuai atas jawabannya dari petunjuk yang agak terbatas dan dari yang dipasok dengan cara pengungkapan kata pertanyaan atau menurut pengertian secara psikologis.
Proporsi kedua yang disarankan bahwa bentuk-bentuk penjelasan yang merujuk pada hubungan umum memiliki manfaat yang besar, baik penulisan sejarah maupun dalam pengajaran sejarah. Bukti yang penting yang perlu dibuat dan konsep-konsep memberikan peluang untuk perbandingan, pengujian, dan evaluasi kasus-kasus. Suatu situasi individual menurut konsep ini tidak dijelaskan sepenuhnya, menururt referensi hanyalah mengenai faktor-faktor khusus mengenai kasus-kasus yang terjadi.
Menurut Helius Syamsuddin dan Ismaun (1996;158), pemahaman tentang konsep kausalitas dalam sejarah merupakan unsur penting untuk melakukan eksplanasi mengenai peristiwa sejarah. Selanjutnya, keterangan mengenai rangkaian sebab-akibat dalam sejarah membantu kesadaran bagi peminat sejarah tentang peran manusia dalam sejarah, baik sebagai objek maupun sebagai subjek sejarah.                                                                       Kausalitas adalah suatu rangkaian peristiwa yang mendahului dan peristiwa yang menyususl.                                                                                          Sebab dalam sejarah interrelasi peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya maupun jumlah faktor yang berpengaruh konstan.
Kesulitan yang dihadapi dalam menghadapi masalah kausalitas sejarah adalah bagaimana mengidentifikasi sebab- sebab sejarah yang jelas. Sejarawan pada umumnya cenderung membicarakan sebab langsung (lantaran) atau sebab tidak langsung (faktor- faktor yang berpengaruh, motif, dan dorongan) dalam setiap peristiwa sejarah.



BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Ekspalansi sejarah merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam metodolgi sejarah. Hal ini dipergunakan untuk mengembangkan, menganalisis, dan  menjelaskan hubungan diantara pernyataan-pernyataan mengenai fenomena-fenomena yang ada. Dalam ilmu sejarah yang merupakan kesepakatan para sejarawan dengan sebutan kausalitas (causations) serta bentuk-bentuk penghubung lain (connections) yang digunakan oleh para sejarawan ketika mereka menyintesis fakta-fakta (Berkhofer dalam Helius syamuddin, 1996:237).                                                                                                  Eksplanasi adalah suatu proses yang menunjukkan peristiwa-peristiwa tertentu dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa lain melalui penggunaan secara tepat pernyataan-pernyataan yang bersifat umum (general statements).  Arti penting dari eksplanasi sejarah sendiri adalah menunjukkan kausalitas yang sesungguhnya mengenai suatu peristiwa sejarah.
Model–model dari eksplanasi sejarahdiantaranya adalah kausalitas, CLM, hermaunetika dan model analogi. Model kausalitas, menurut para ahli filsafat sejarah masalah kausalitas adalah bagian dari masalah eksplanasi sejarah yang luas dan mendalam serta semuanya merupakan masalah metodologis.                                Kajian sejarah merupakan bahasan tentang sebab–sebab dari suatu peristiwa yang terjadi sehingga hampir merupakan aksioma bahwa segala sesuatu mempunyai sebab-sebab.


B.   Saran
Kita sebagai seorang yang belajar sejarah, hendaknya mampu melihat segala sesuatu dari berbagai perspektif. Karena sejarah tidak berdiri sendiri melainkan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

















DAFTAR PUSTAKA

  Kuntowijoyo. 2008.  Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta : Tiara Wacana.
                       
 Juraid Abdul Latief. 2006. Manusia, Filsafat , dan Sejarah.Jakarta : PT Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar